Month: December 2014

Penulis Konvensional VS Penulis Entrepreneur

Oleh: Trina Tri Nawangsih
Tidak hanya di dunia usaha, jiwa entrepreneurship juga seharusnya dimiliki oleh seorang penulis. Entreprenuer artinya adalah orang-orang yang memiliki aktifitas wirausaha yang dicirikan dengan bakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi atau langkah untuk pengadaan produksi serta memasarkannya.
Kebanyakan orang berpikir wirausahawan hanya terbatas pada orang-orang yang menjual produk dan ini sering dikaitkan dengan orang-orang yang berbakat menjual atau memasarkan produk fisik, bisa berupa bahan makanan, produk kosmetik dan fashion, otomotif, gadget dan sebagainya.
Padahal sebuah tulisan bisa juga menjadi barang yang bisa dijual. Bagaimana bisa?
Selama ini, yang orang pikirkan hanya cara-cara penulis konvensional, yaitu menulis, dikirimkan ke penerbit, dicetak dan diterbitkan. Maka buku yang kita tulis bisa masuk toko buku, dipajang, dibaca dan dilihat orang. Penghasilan yang didapat dari pekerjaan menulis buku disebut sebagai royalty, yang kenyataannya sering dibayarkan per 3 bulan, 4 bulan atau bahkan per tahun. Itu pun baru dirasakan sebagai benar-benar penghasilan setelah dikalikan per eksplempar buku yang laku di pasaran.
Lalu bagaimana orang-orang yang sebenarnya memliki bakat dan ketrampilan menulis yang tidak dapat menembus penerbitan buku atau belum bisa membuat self publishing atas bukunya sendiri?
Banyak penulis yang akhirnya menyerah lalu berhenti. Bahkan ada yang bilang, menjadi penulis di negeri ini tidak dapat menjadi sumber mata pencaharian yang utama.
Seorang penulis yang juga memiliki jiwa entrepreneurship tidak akan berputus asa, karena sebenarnya di luar sana begitu banyak orang yang membutuhkan penulis lepas untuk mengisi sebuah website, ghost writer atau asisten seorang penulis novel, maka pandai-pandailah mencari peluang siapa saja yang membutuhkan tulisan. Coba saja searching di Google dengan menggunakan keyword lowongan menulis di website, lowongan penulis lepas dan sebagainya, maka akan banyak ditemukan website yang sebenarnya sedang mencari orang-orang yang mau menulis sesuai tema website tersebut. Salah satunya adalah Kaskus.co.id. Imbalan yang ditawarkan pun beragam, ada yang memberikan pulsa, transfer uang ( biasanya akan ditransfer per 5 atau 10 artikel tergantung pemilik websitenya ) atau voucher membeli buku di website tersebut.
Apalagi bila anda mahir menulis dalam bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Imbalannya pasti jauh lebih besar bila dibandingkan dengan menulis dalam Bahasa Indonesia. Kalau seorang wirausahawan, katakanlah menjual gadget memiliki sebuah toko untuk memajang barang dagangannya, maka seorang penulis yang belum mampu menerbitkan buku disarankan memiliki fanpage atau blog untuk menjual tulisannya. Dalam hal ini yang dibeli adalah jasa anda sebagai seorang penulis, anda membuat jasa penulisan penerbitan sebagai bisnis ide. Anda bisa membuat blog dengan tema sesuai dengan keahlian anda menulis.
Bila anda hobi membuat ketrampilan, buatlah blog atau website yang memajang hasil kerajinan tangan anda berupa foto dan deskripsi singkat tentang bahan dan cara pembuatannya. Yang hobi menulis cerita bisa mengupload cerita-cerita pendek dengan gambar ilustrasi yang menarik. Bila anda penggemar berita politik, anda bisa mencoba membuat analisa sendiri tentang berbagai peristiwa baik itu berita di tanah air maupun di luar negeri.
Saya sendiri telah membuktikan dengan menjadi ghostwriter di sebuah website travel haji dan umroh, sampai sekarang saya masih menulis di sana dengan honor yang lumayan untuk mengcover pengeluaran tambahan seperti pulsa internet 2 handphone dan 1 modem setiap bulan.
Jadi tetaplah menulis dengan banyak tema, buatlah blog sebagai CV ( curriculum vitae ) atau riwayat kepenulisan anda dan jadilah penulis entrepreneur.

Tips Menulis Cerita Anak

Oleh: Susanti Hara Jv
Dunia kanak-kanak kita, dunia yang penuh imajinasi. Sayangnya, makin beranjak dewasa dunia imajinasi pun perlahan terkikis logika. Hingga jalan pikiran yang masuk bernama logika ini lebih menguasai keseharian dengan pernyataan masuk akal atau tidak, maupun benar dan salah.
Cerita anak yang kita tahu cukup luas, berkembang dari ide imajinasi maupun pengalaman penulisnya ketika masih kanak-kanak. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bagi seseorang untuk berkata, Saya tidak bisa menulis cerita anak. Toh, kita diberi akal pikiran, daya khayal, dan pengalaman masa kecil.
Dari pengalaman masa kecil setiap orang yang berbeda, tentu akan menghasilkan tulisan dan kesan berbeda pula. Perbedaan cerita pengalaman masa kecil inilah yang akan menjadi keunikan dan pembeda setiap tulisan cerita anak.
Untuk mempermudah menulis cerita anak, mungkin ada baiknya kita mengenal beberapa hal:
1. Bahasa atau kalimat dalam cerita anak haruslah sederhana dan mudah dimengerti. Sedewasa apapun penulis, harus ikhlas memasuki dunia anak dan menulis sesuai karakter dalam dunia anak-anak. Hingga anak-anak pun mudah memaknai apa yang dibacanya.
2. Cerita Pendek (Cerpen) Anak yang sekali tuntas dibaca anak, tentu akan berbeda dengan novel anak yang berlembar-lembar. Menulis cerpen hanya ada satu masalah dan selesai dengan pemecahan masalah.
Sedangkan menulis novel anak, penulis harus cerdas menuangkan beberapa masalah ke dalam cerita dan menyelesaikannya dengan cara yang cergas. Meski akhir cerita dalam novel dibuat menggantung sekalipun untuk terus mengasah daya pikir si kecil.
3. Ide atau tema cerita anak harus sesuai dengan anak-anak, meski mengangkat tema atau ide yang berhubungan dengan orang dewasa. Misalnya saja, perceraian kedua orangtua, harus dari sudut pandang anak.
4. Konflik atau masalah dalam cerita harus ada penyelesaian sebagai bahan pembelajaran untuk anak.
5. Kesan dalam cerita harus mendalam agar anak dapat memaknai cerita, merasakan adanya masalah hingga penyelesaian. Tanpa terasa mereka belajar pesan moral dalam cerita secara halus. Tanpa ada kesan cerita menggurui.
6. Dalam cerita anak harus diusahakan menggunakan kalimat positif, paragraf pendek, kejelasan tokoh, tempat, dan deskripsi pendukung lainnya, agar anak dapat membayangkan dan masuk ke dalam cerita yang sedang dibacanya.
Seperti dalam film anak-anak yang begitu banyak tayang di televisi. Karakter, latar dan ceritanya sangat jelas hingga anak menyukai tayangan tersebut. Meski sebenarnya, orangtua harus hati-hati dan mendampingi anak ketika menonton agar tidak meniru hal-hal negatif, serta terus belajar mengambil hikmah positif tontonan yang dilihatnya.
7. Cerita anak tidak hanya melulu cerita di sekitar keseharian mereka. Dunia mereka yang penuh imajinasi harus kita asah ke arah masa depan. Bukan hanya dengan fabel atau legenda, tetapi dengan cerita futuristik dan cerita misteri.
8. Cerita futuristik yaitu cerita yang dipenuhi dengan khayalan masa depan. Tidak ada sihir, bukan raksasa di tengah hutan yang banyak menelan korban penduduk sekitarnya, tetapi makhluk asing dari planet lain yang dikenal anak sebagai alien, ataupun cerita yang berhubungan dengan masa depan lainnya.
9. Cerita misteri, cerita yang mengandung sesuatu yang belum jelas, penuh dengan teka-teki, ada rahasia besar yang harus diungkap sehingga membuat pembaca penasaran.
Hal-hal tersebut mungkin akan dianggap sederhana. Ternyata menulis cerita anak tidaklah sesulit sangkaan kita. Cerita anak merupakan cerita kita di masa lalu. Cerita dimana seseorang belajar berbicara, berjalan, bergaul lebih luas dengan lingkungannya, serta memaknai kehidupan dengan sudut pandang kanak-kanaknya.
Diri kita sendirilah kunci menulis cerita anak. Kok bisa? Tentu saja. Kalau kita mau memasuki kepenulisan cerita anak, tetapi kita hanya diam saja tanpa melakukan apapun, tentu hanya menjadi khayalan belaka tanpa kerja nyata.
Jadi, mari kita bersama-sama menulis cerita anak dengan hati. Membuat cerita anak yang menginspirasi. Hingga menjejakkan pesan bagi anak dalam memengaruhi kehidupan positif mereka.
Semoga bemanfaat.
Salam.
Unlike