Month: April 2016

Bagaimanakah Cara Merangsang Kreativitas Si Kecil?

creative
 

Sumber gambar: practutor.blogspot.com

=================================================================

Masa depan anak ditentukan oleh pendidikan kreatif yang mereka dapatkan dari sekolah dan orangtua. Masyarakat cenderung mengira kreativitas diterapkan untuk hal-hal artistik saja. Padahal, bukan hanya itu. Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan berfikir dengan cara yang tak biasa sehingga permasalahan bisa dipecahkan. Tanpa adanya kreativitas, sebuah ide tidak akan bisa diwujudkan menjadi nyata.
Apakah kreatif ini bisa terbangun dengan sendirinya? Tentunya tidak. Peran orangtua dan guru sangatlah dibutuhkan dalam merangsang kreativitas anak-anak, terutama di usia yang kita kenal dengan periode emas (golden age). Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan anak mencapai 50%, mencapai 80% saat anak berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Pada usia inilah, Ayah, Bunda, beserta para guru harus gencar-gencarnya menstimuluskreativitas anak.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk merangsang kreativitas anak?
Banyak cara yang bisa kita lakukan. Misalnya, menyeimbangkan antara kegiatan mengenal huruf dan angka dengan mewarnai, menggambar, bercerita, maupun bernyanyi. Jangan terpaku hanya pada belajar membaca dan menghitung. Biarkan mereka mencoba hal-hal baru dengan bermain. Karena dunia anak sebenarnya adalah bermain. Bunda, Ayah, dan para guru perlu banyak melibatkan diri dalam dunia anak tanpa mengekang kebebasannya bereksplorasi.
Salah satu terobosan kegiatan untuk anak yang bisa merangsang kreativitas adalah dengan membuat kreasi Educolostick 3 Dimensi. Bukan hanya mewarnai, anak juga akan asyik menggunting serta menempel 75 gambar pop up 3 dimensi full color. Si kecil akan terpacu untuk membuat kreasi secantik mungkin agar hasilnya bisa digunakan sebagai hiasan dinding maupun meja.
Ecucolostick 3 Dimeni
Mengenal angka dan huruf juga bisa dilakukan dengan membacakannya buku-buku ensiklopedia ataupun dongeng-dongeng anak. Sebaiknya, pilihlah buku yang lebih banyak konten gambar dibandingkan dengan huruf maupun angkanya agar si kecil tertarik untuk membaca buku bersama Bunda/Ayah. Gunakan gaya bercerita yang menyenangkan untuk meningkatkan minat baca si kecil. Karena membaca sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan kreativitas.
Selain itu, Bunda dan Ayah bisa memberikan anak mainan-mainan yang merangsang anak untuk berfikir dan tentunya mainan yang disukai si kecil. Boneka untuk anak perempuan misalnya, bisa melatih mereka dalam bermain peran. Dengan adanya alat bantu boneka, imajinasi mereka akan dilatih, mereka pun akan belajar berkomunikasi. Contoh lain misalnya lego yang bisa digunakan untuk membangun menara, robot, hingga mobil-mobilan. Jika anak senang bermain masak-masakan, Bunda dan Ayah bisa memberikan si kecil mainan play-dough. Biarkan si kecil membuat kreasi makanan yang mereka suka.
Sesederhana apapun hasil kreativitas yang dibuat si kecil, jangan ragu memberikan apresiasi untuk mereka. Dengan diberikannya apresiasi, mereka akan merasa terpacu untuk terus berfikir kreatif. Apresiasi bisa bermacam-macam bentuknya. Entah itu berupa hadiah atau hanya berupa pujian. Tapi, yang perlu Bunda dan Ayah ingat, memberikan hadiah mewah buat si kecil bukanlah hal yang tepat. Karena terlalu sering memberikan hadiah mewah bisa menumbuhkan sifat matrealistis dalam diri anak. Bunda bisa memberikan hadiah-hadiah sederhana seperti buku cerita yang anak suka, atau stiker yang mereka suka. Seperti yang terdapat pada perangkat My Fun Ramadan Diary. Perangkat ini cocok digunakan untuk melatih anak berpuasa dan melakukan kegiatan atau ibadah lainnya di bulan ramadhan. Si kecil bisa menempelkan stiker yang mereka suka di kolom-kolom diari. Agenda pun bisa ditempelkan di kulkas dengan menggunakan magnet kayu bertema alam. Di akhir ramadan, orangtua akan memberikan apresiasi berupa piagam yang ditandatangi orangtua untuk anak.
My Fun Ramadan Diary
Bagaimana Ayah, Bunda? Mudah bukan? Semoga Bunda dan Ayah makin bersemangat untuk bermain bersama si kecil dan merangsang motivasinya dengan cara-cara yang lebih positif.
Artikel ini berguna? Bagikan dan ikuti Facebook-nya di Saleha Juliandi

Tips Mudah Membuat Anak Tertarik Merapikan Mainannya

Toys Storage
Sumber gambar: www.discoveringlittlejms.com

=================================================================

Dunia anak adalah bermain. Si kecil bebas berekspresi, berkreativitas, dan bersenang-senang dengan mainannya di rumah. Bunda dan Ayah pun bisa mengawasi si kecil ketika mereka sedang asyik dengan mainannya di rumah. Namun, apakah setelah selesai bermain si kecil langsung membereskan mainannya yang berserakan?
Seringkali anak sulit diajak untuk membereskan mainannya. Akhirnya Bunda dan Ayah lah yang kerepotan membereskan mainan yang tumpah ruah. Dari mulai mainan yang bertekstur keras seperti mobil-mobilan, robot, hingga mainan yang terbuat dari kain seperti boneka.
Karena kesibukan di rumah, orangtua mungkin mencampuradukkan seluruh mainan tersebut dalam satu wadah. Hingga suatu saat si kecil merengek salah satu mainannya hilang karena tempat penyimpanannya yang tidak teratur.
Apakah Bunda dan Ayah mau si kecil terbiasa malas merapikan mainannya? Orangtua pasti tidak ingin kebiasaan kecil ini berdampak pada kemandiriannya ketika besar nanti.
Nah, tak perlu bingung menyikapi soal ini. Ada tips-tips sederhana dan murah yang bisa Bunda dan Ayah terapkan agar si kecil tertarik merapikan mainannya yang berserakan.
Pertama, sediakan minimal dua box yang sudah tidak terpakai. Mengapa dua box? Seperti yang kita ketahui, mainan anak ada yang berbahan kain dan bertekstur keras. Bunda dan Ayah bisa membedakan tempat penyimpanan kedua jenis mainan tersebut. Jika ingin membaginya  menjadi beberapa kategori, lebih baik lagi. Misal bisa ditambah beberapa box lagi untuk pernak-pernik kecil seperti perangkat Educolostick 3 Dimensi, lego, block, puzzle, cetakan clay, dll.
Educolostick 3 Dimensi
 
Agar lebih menarik, Bunda dan Ayah bisa menempeli box tersebut dengan stiker-stiker yang mudah ditemukan di pasaran. Ajak anak untuk memilih stiker yang mereka suka untuk ditempel di box tersebut. Anda juga bisa menggunakan stiker untuk membedakan kedua box tersebut. Penggunaan stiker sebagai pemberian tanda pada box sangat cocok untuk si kecil yang belum bisa membaca. Si kecil dapat menghafal box tempat mainan dengan hanya melihat stikernya. Jangan lupa beri arahan dan buat kesepakatan dengan si kecil mengenai tempat penyimpanan baru untuk mainannya. Cara ini juga diterapkan di sekolah-sekolah maupun rumah-rumah di Jepang seperti yang tertulis di buku Pendidikan Anak ala Jepang.

Pendidikan Anak Ala Jepang
Tak hanya stiker, Anda pun bisa menggunakan cat timbul warna warni untuk menghias dan memberi tanda pada box. Si kecil bisa turut serta membuat suatu gambar yang mereka suka dengan cat timbul tersebut. Bedakan warna antara box satu dengan yang lainnya agar mudah diingat.
Apabila Bunda dan Ayah tidak memiliki box yang tidak terpakai, jangan khawatir. Kardus bekaspun bisa jadi alternatif. Ukurannya bisa disesuaikan dengan jumlah mainan anak. Selain itu, dengan kardus bekas, Bunda, Ayah, dan si kecil bisa bebas berkreasi menggunakan origami untuk menghiasi kardus bekasnya. Jika si kecil hobi menggambar, kardus juga bisa dilukis menggunakan cat air. Biarkan si kecil membuat kardus tempat mainannya sesuai dengan keinginannya.
Satu hal penting lainnya adalah ajak si kecil merapikan mainannya bersama-sama Bunda dan Ayah. Anak-anak jauh lebih senang melakukan aktivitas secara bersama-sama dengan orang yang dicintai. Jika karakter cinta terhadap kerapihannya sudah terbentuk, maka mereka dapat melakukan dengan sendirinya.
Nah, Bunda, Ayah, tips sederhana ini mudah dipraktekkan, bukan? Selamat mencoba dan jangan menyerah melatih si kecil disiplin merapikan mainannya sendiri!

Kenaikan Harga Buku "Pendidikan Anak Ala Jepang"

Para Agen dan Pelanggan yang terhormat, semoga dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apapun.
Buku “Pendidikan Anak Ala Jepang” terbit sejak tahun 2014 dan sudah 3x mengalami kenaikan biaya produksi karena meningkatnya harga bahan-bahan pokok penerbitan.
Namun demikian, dengan 3x peningkatan harga produksi tersebut, kami selaku penerbit tidak pernah menaikkan Harga Umum buku.
Oleh karena itu, melalui broadcast ini kami ingin menginfokan bahwa mulai tanggal 4 Agustus 2016harga buku“Pendidikan Anak Ala Jepang”mengalami kenaikan dari Rp 55.000 menjadi Rp 60.000.
Khusus untuk Agen/Dropship, masih bisa membeli dengan harga yang sangat kompetitif, yaitu:
– Pembelian 1-100 eks: Rp 45.000/eks
– Pembelian 101-200eks: Rp 39.600/eks
– Pembelian >200eks: Rp 35.200/eks
Demikian informasi yang ingin kami sampaikan, terutama utuk sosialisasi para agen kepada para pelanggan.
Terima kasih,

Pengumuman Pemenang Lomba Resensi Buku "Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura"

Setelah melewati proses penjurian, akhirnya dewan juri memutuskan siapa pemenangLomba Resensi Buku “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura”

Berikut adalah nama-nama pemenangnya:
Juara 1 (Hadiah Uang Tunai Rp 1.250.000) : Muhammad Rizal B. Firmansyah
Juara 2 (Hadiah Uang Tunai Rp 1.000.000) : Muhammad Rezky Rahmansyah
Juara 3 (Hadiah Uang Tunai Rp 750.000) : Moh. Mizan Asrori
Kami selaku tim penerbit mengucapkan selamat kepada pemenang. Semoga para pemenang bisa lebih termotivasi dalam dunia tulis menulis.?
Terima kasih kepada rekan-rekan pelajar dan mahasiswa yang telah membaca buku “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura” dan telah berpartisipasi dalam lomba ini. Untuk yang belum berkesempatan menjadi pemenang, semoga lebih bersemangat lagi dalam menulis.?
Info selengkapnya bisa dicek melalui link berikut: http://bit.ly/1SDbcxc