Month: October 2017

Status Facebook 2 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB:http://bit.ly/2yD8cNr



Memiliki kesempatan besar mengunjungi Direktorat Reseach & inovasi dari Universitas Pertanian Bogor (IPB), kamis lalu. Kami membahas tentang “monozukuri”, budaya industri jepang bekerja, dan bagaimana menerapkan konsep ini untuk memberdayakan industri nasional Indonesia yang diawasi oleh IPB.
Buku tentang monozukuri ditulis oleh Profesional Indonesia (Enjinia Nusantara) di jepang disumbangkan, dan hangat diterima oleh Prof. Dr. Iskandar Siregar, direktur.
Berharap ini akan menjadi langkah ke-1 UNTUK KARYA KOLABORASI UNTUK PERBAIKAN INDONESIA

Status Facebook 16 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https: http://bit.ly/2xUaJkx


 

Kekhawatiran ini sudah semakin menjadi. Kemarin saya bertemu anak yang mengendarai motor boncengan bertiga. Dari postur tubuhnya, saya duga si anak duduk di bangku 6 SD. Anak yang berbadan kecil DAN tanpa helm itu, memboncengkan ibunya yang lumayan gendut badannya😢. Di bagian tengah, duduk anak lain berusia sekitar 10 tahun. Karena terjatuh dan mengenai mobil yang ada di depan kami, akhirnya kami ikut berhenti. Untung saja tidak ada yang terluka parah. Pikir saya, hal tsb kesempatan baik untuk menyadarkan si ibu. Saya ingatkan baik2 ibu tersebut atas bahaya anak di bawah umur mengendarai motor. Tapi sayang, sang ibu malah menyalak.

“Apa urusan lo, mbak.. Ini anak, anak gue. Motor, motor gue. Mau jatuh, mau benjol, gue berobat pake duit gue. Gak pake duit elo.”😭🙈
Ya Allah, saya merasa sedih sekali mendengarnya. Seorang ibu, tega berkata demikian dan terkesan sangat tidak peduli telah membahayakan keselamatan anaknya. Juga sudah membahayakan nyawa orang lain.
Semoga petisi ini (http://chn.ge/2ak7d7L) bukan sekedar menjadi wacana atau usulan. Semoga benar2 bisa didengar pemerintah sehingga dapat meningkatkan kepedulian orangtua (wali).
Foto: Another coverage from TV Media about the petition.#nodrivingunderage17
Salam hangat,
Saleha Juliandi

Status Facebook 16 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https:http://bit.ly/2yFFmy6
Koleksi lain pertunjukan anak-anak SD Jepang. Kok jadi berasa ketemu langsung dengan Mas Tom ya?

—-
Berikut beberapa poin penting yang saya suka dan disukai oleh seluruh peserta tur edukasi Jepang terhadap pertunjukan anak-anak di Jepang:
– Sederhana: TANPA make up, namun TOTAL dalam menyuguhkan kualitas pertunjukan (mereka hanya mengenakan seragam sekolah yang biasa dipakai sehari-hari). Kalaupun ada kostum yang dikenakan, mereka membuat sendiri kostumnya.
– SEMUA anak mendapatkan peran. Bukan hanya anak yang berprestasi saja yang boleh manggung. Anak dengan prestasi akademik terburuk pun tetap ikut manggung. Sehingga tidak ada anak yang merasa paling hebat, tidak ada juga anak yang merasa tersisihkan. Bahkan, ABK (anak berkebutuhan khusus) termasuk anak autis juga mendapat peran di panggunv.
– Anak2 lain yang menonton sangat tenang menyaksikan pertunjukan (tidak berisik sendiri). Ini menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati sebuah karya dan jerih payah orang yang telah berlatih keras.
– lagu2 yang dibawakan dalam pentas seni umumnya mengandung pembelajaran dan menyampaikan pesan-pesan moral. Pada video sebelumnya mereka memainkan musik dan bernyanyi bersama tentang semangat bekerja. “Hatarake… Hatarake… (Bekerjalah… Bekerjalah…)”??. Intinya anak-anak di Jepang tidak diajarkan menyanyi lagu cinta-cintaan?.
-Murid-murid memiliki andil sangat besar dalam pertunjukan. Mereka saling bahu-membahu mempersiapkan hal-hal yang menunjang keberhasilan pertunjukan. Guru kesenian hanya sekali-kali memberikan bantuan. Selama pertunjukan berlangsung, saya speechless. Dalam hati, saya bolak-balik bilang, “gilak ! Ini sih keren abis”?. Para murid mengganti setting-an panggung pertunjukan sesuai tema dengan gerakan yang sangat cepat tapi gak berantakan (status dari peserta tur, MbaAida Ulya Yuzaima?)
-Mereka lebih mengutamakan kualitas pertunjukan dibandingkan “penampakan”. Panggung pertunjukan diisi oleh barisan anak-anak dengan kostum seragam sekolah. No need riasan atau kostum menawan. Dengan kesederhanaannya, mereka tetap dapat menyajikan pertunjukan yang sangat memukau?(status dari peserta tur, Mba Aida).
-Para penonton terlihat sangat tertib dan tenang selama pertunjukan berlangsung. Kalau ada siswa yang datang terlambat, mereka akan bergabung dengan berjalan merunduk sehingga tidak menghalangi pandangan penonton lain. Orang Jepang sangat terkenal menghargai dan menjaga kenyamanan orang lain (status dari peserta tur, Mba Aida?).
-Kepala sekolah beserta guru-guru lainnya tidak diberikan tempat khusus, di area paling depan pertunjukan. Lagi-lagi ini membuat kami semakin respek. Mereka semua berdiri di belakang area pertunjukan, tidak jauh dari tempat kami berkumpul. Bahkan ketika harus memberikan sambutan, Kepala Sekolah sedikit berlari kecil untuk bisa sampai podium sehingga menghemat waktu dan anak-anak tidak menunggu lama??(status dari peserta tur, Mba Aida).
-Oleh karena ini farewell-nya anak kelas 6, maka isi dari pertunjukan sarat dengan pesan-pesan positif untuk adik-adik kelas. Sebagai kakak, mereka mengingatkan agar adik-adiknya terus semangat dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-citanya. How sweet?(status dari peserta tur, Mba Aida).

Status Facebook 20 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https:https://goo.gl/97SWrV


Alhamdulillah hotel untuk para peserta Tur Edukasi Jepang November 2017 sudah dibooking semua. Yang mulanya kami janjikan hotel sekamar berdua, akhirnya kami berikan fasilitas di atas yang kami janjikan. Hotel kami pesankan masing-masing 1 kamar. Tersedia juga onsen (hotspring ala Jepang) di hotel yang mulanya tidak kami janjikan dalam itinerary.
Intinya sih prinsip kami kalau jualan: mending ngomong pahitnya dulu. Bukan ngomong manis di depan dan akhirnya mengecewakan di belakang.

Seperti pada Tur Edukasi periode Februari 2017. Kami saat berjualan tidak menjanjikan akan mengantar rombongan ke lokasi bersalju. Tapi ketika sampai di Jepang, peserta mengatakan “ingin lihat salju”. Maka perjalanan kami revisi menuju lokasi yang penuh salju- tanpa tambah biaya. Padahal pada syarat dan ketentuan awal, kami sebutkan apabila merubah itinerary akan dikenai biaya upgrade.
Pada Tur Edukasi Jepang periode November 2017 pun kami memaksimalkan ikhtiar, agar kami bisa memberikan yang terbaik bagi peserta. Semoga diberikan kelancaran hingga proses keberangkatan dan kepulangan.
🌸🌸🌸Bagi yang ingin bergabung grup tour November 2017, masih tersisa 1 seat. Terbuka juga kesempatan bagi reseller🌸🌸🌸
Foto: hotel Tur Edukasi periode November 2017.
===
*Minggu-minggu yang super padat. Antara, Tur Edukasi November 2017, dan revisi buku dari penerbit.
Kata orang tua, “Kalau kamu sibuk (dengan urusan positif), maka kamu tidak akan punya waktu memikirkan omongan buruk orang lain tentangmu.”

Status Facebook 24 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https: http://bit.ly/2xagYkD


~Flying with Garuda Indonesia~


Berbeda dengan TUR EDUKASI JEPANG periode Februari 2017 yang terbang bersama All Nippon Airways (ANA Airlines), tur periode November 2017 kami akan terbang bersama Garuda Indonesia – dengan perjalanan DIRECT (tanpa transit). Selama terbang peserta juga mendapatkan snack serta makan berat yang lezat.. (kalau masalah kelezatan ini, saya baru mendapat ceritanya dari suami yang sudah beberapa kali naik Garuda ke luar negeri).
Seperti yang pernah saya posting pada postingan sebelumnya tentang Penginapan, di sini pun saya ingin sampaikan lagi bahwa prinsip kami dalam berbisnis tidak ingin menjanjikan yang muluk-muluk di awal kepada pembeli. Mending bicara yang terburuk (seadanya), daripada menjanjikan muluk-muluk tapi hasilnya buruk (ala kadarnya).
Termasuk mengenai pesawat. Sejak awal kami juga tidak pernah menjanjikan kepada Pembeli Paket Tur tentang pesawat DIRECT yang harganya 2x lipat lebih mahal dari penerbangan dengan transit.
Dengan ikhtiar dan doa maksimal yang kami tempuh, alhamdulillah kami bisa memberikan pesawat TOP INDONESIA secara DIRECT seharga 12 juta walau budget yang disetorkan peserta kepada kami hanya 5 juta.
Profil Garuda Indonesia pun sangat baik. Maskapai Indonesia ini mendapat berbagai penghargaan internasional dari Skytrax berupa Worlds Best Cabin crew 2017, Worlds Top Ten Airlines 2017, dan Worlds Best Economy Class.
Kepuasan kami bukan lah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, tapi mencari kepuasan pelanggan sebaik-baiknya. Jadi jangan ditanya berapa keuntungan (laba) yang kami peroleh dari usaha tur ini. Karena jawabannya “tidak sebesar agen-agen wisata lain”😊. Yang penting alhamdulillah bisa barokah.
Tolak ukur terhadap keberhasilan kami bukan lah banyaknya laba, melainkan kepuasan pelanggan. Kebarokahan itu datang atas ijin Allah. Dan ijin Allah tersebut ada jika kita tidak merugikan orang lain. Tidak menyusahkan orang lain.
—-
Saat akan meninggalkan Jepang setelah 6 tahun menetap di sana bersama keluarga, saat itu saya berurai air mata. Dalam hati bertanya-tanya, “Bisa gak yah suatu saat aku ke sini lagi.” Jepang sudah seperti negara kedua bagi saya. Terlalu banyak kenangan indah dan buruk di negara tersebut. Jadi, kembali ke Jepang seperti kembali ke kampung halaman.
Tapi, waktu itu saya pasrah dan hanya bisa berharap ada keajaiban dari Allah (mengingat suami seorang PNS dengan 4 anak. Tahu sendiri kan gaji PNS berapa hehe…. Kayaknya untuk membiayai istri ke Jepang suami harus pikir-pikir dalam dan nabung berbulan-bulan atau bertahun-tahun ?? Hehe😊).
Sekali lagi alhamdulillah, TUR EDUKASI JEPANG periode November 2017 nanti insyaaAllah menjadi kedua kalinya saya mengunjungi Jepang tanpa biaya dari suami. Bahkan bisa dikatakan gratis🌸. Keajaiban Allah itu ada, kalau kita berusaha.
Info TUR dan Reseller:
(SMS/WA): 085-771-860-444 (Laily) atau 085-771-673-538 (Deka Amalia Ridwan– Writing Travel)

Status Facebook 13 Oktober 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https: http://bit.ly/2ywieSY


Dari 4 musim, saya paling suka musim gugur (autumn). Karena hawa sudah dingin tapi tidak sedingin winter. Tidak juga panas seperti summer. Badan kering tidak berkeringat, jadi cucian baju pun hemat😊.
OK, spring cantik karena banyak bunga. Tapi menurut saya sih spring sudah mulai gerah dan matahari terasa lebih menggigit di kulit. Hihii sejak dulu tidak suka terkena sengat matahari soalnya (payung mana? payung mana?😄)
Kabarnya, musim semi juga dikenal “Shokuyoku no aki” karena pada musim ini hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan berlimpah sehingga pilihan makanan semakin banyak. Dan tahu sendiri kan.. kalau dingin2 seperti itu, udah pasti perut jadi sering krasa lapar🤤. Siap2 makin gemuk kalau masuk autumn.
Satu lagi yang saya suka saat autumn karena daun-daun momiji berubah berwarna merah. So beautiful…😍
Setelah Tur Edukasi periode Februari lalu kami mengajak teman-teman untuk pegang-pegang salju dan tiduran di atas salju☺️, Tur November bulan depan kami akan mengajak teman-teman menikmati keindahan daun-daun momiji yang memerah. Eits tapi tidak boleh dipegang-pegang seperti salju. Masyarakat Jepang sangat menjaga keindahan dan kelestarian sehingga tidak dibenarkan memegang-megang apalagi memetik bunga/daun. Kecuali yang sudah jatuh boleh diambil. Nebeng selfie juga boleh😊
Mudah2an saja saat tiba di Jepang nanti momennya pas bisa bertemu momiji yang memerah sempurna sebelum kemudian mereka berguguran.
===
Tertarik ikut TUR EDUKASI & WISATA JEPANG?👉🏼SMS/WA: 085-771-860-444. Biaya Murah tapi Tidak Murahan😊

Status Facebook 16 Oktober 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi: https://goo.gl/DFwVuY


Obrolan menarik saya dengan si sulung (3 SMP).
Sulung: “Bunda, beda banget ya temen-temenku di Indonesia dengan temen-temen di Jepang.”
Saya: “Beda bagaimana?”
Sulung: “Kalau temen2 di Indonesia pada males-males. Ngerjain piket harian aja banyak yang menghindar. Padahal cuma seminggu sekali dan cuma piket nyapu kelas. Gimana kalau piketnya setiap hari dan disuruh ngosek WC dan nyikat kolam renang kayak di sekolah Jepang ya.”
Saya: “Lha Mbak Jasmine sendiri gimana? males gak?”
Sulung: “Ya kadang jadi ketularan males sih. Habis banyak yang lempar tanggung jawab jadi aku sendiri yang ngerjain. Dulu pas di Jepang temen2 pada semangat banget ngerjain piket walau piketnya berat-berat. Guru (sensei)ku di Jepang nyuruh kerja baktinya pinter banget. Contohnya waktu itu kan masuk musim panas. Jadi murid-murid harus gotong royong bersihin kolam renang yang segede gaban ukurannya karena mau dipakai untuk kegiatan renang musim panas. Trus banyak temen2 pada bilang ‘iyada.. oki kara taihen da (gak mau…susah ya besar banget kolam renangnya)’. Trus tanggapan sensei begini, ‘wah kamu belum tahu sih rasanya bersihin kolam renang. Seru tahu! Kamu bisa bersihin sambil main seluncuran! Pasti nyesel deh kalau kamu gak mau bersihin kolam renang.’ Wah trus aku dan temen2 langsung berubah pada semangat banget. Dan memang seru. Kita bersihin kolam renang sambil main seluncuran. Sensei juga ikut bersihin kolam renang sambil ngawasin kita-kita. Sama waktu piket ngepel lantai (ngepelnya pakai tangan dan sambil nungging loh bun, bukan ngepel berdiri pakai gagang pel). Sensei bilang begini, ‘ngepel lantai itu seru. Kamu bisa sambil main balap-balapan sama temenmu’. Dan emang seru dan bikin kita semua semangat😊.”
Saya: oo gitu ya wah pantes anak2 Jepang kelihatan rajin-rajin banget. Ternyata gurunya pintar dalam memberikan tugas. Makasih Mbak Jasmine, bunda sharing ceritanya ke teman-teman Bunda, yah😘
(Lagi2, saya banyak belajar dari anak😊)
===
Reminder untuk kita semua (termasuk saya):
Meminta anak mengerjakan tugas berat memerlukan trik cerdas. Siapa sih yang doyan sama tugas berat. Kita yang sudah dewasa saja males kan mengerjakan tugas berat?😄. “PILIHAN KALIMAT” sangat berperan besar dalam memotivasi anak agar giat menyelesaikan tugas dengan sukarela tanpa paksaan dan ancaman. Ternyata yang salah itu bukan anaknya. Tapi cara kita (orangtua/guru) yang tidak pandai meminta anak untuk mengerjakan tugas.
(CatatanSaleha Juliandi,www.salehajuliandi.com)
===
Foto: ukuran kolam renang segede gaban yang dimiliki semua SD di Jepang. Sebesar itu, dibersihkan oleh tangan-tangan mungil anak SD. Tanpa andil petugas cleaning service. Foto diambil darihttps://lifesimplycrafted.com/tag/swimming/.