Tag: turjepang

7 Fakta Unik Natto Si Makanan Ajaib, Nomor 6 Bikin Anda Terkejut

Jika Anda berkunjung ke Negeri Sakura, tak lengkap jika tidak berkulineran. Aneka macam masakan yang disajikan sungguh lezat dan sehat. Namun tahukan Anda jika Jepang memilki makanan tersehat di dunia? Ya, Natto namanya. Makanan tradisional Negeri Sakura ini dibuat dari fermentasi kedelai dengan bantuan bakteri Bacillus Subtilis.

Makanan ajaib ini kaya akan sumber probiotika dan protein yang baik bagi tubuh serta pencernaan. Pada jaman dahulu makanan ini merupakan sumber gizi yang paling utama setelah miso.

www.ny.us.emb-japan.go.jp
livejapan.com

Tak banyak yang menyukai makanan ini karena teksturnya yang lengket dan berbau menyengat.

Memegang prinsip hidup sehat makanan ini menjadi primadona di Jepang. Bahkan ada fakta-fakta unik dibalik makanan ajaib ini. Nah, tentunya Anda penasaran bukan? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

1. Kandungan gizi dan protein yang melimpah

Meski tampilan makanan ini terlihat tak sedap, namun jangan salah! Ternyata si biji kedelai fermentasi ini memiliki kandungan gizi yang melimpah, lho. Di dalam 100 gram natto terdapat protein, kalsium, zat besi, juga nol lemak jenuh. Makanan ini memiliki jumlah kalori yang ringan yakni, 212 kalori. Bagi Anda sedang menjalankan diet, makanan ini bagus pula dikonsumsi. Selain ini sangat baik bagi kesehatan pencernaan Anda.

2. Pembuatannya tidak disengaja

Konon makanan ini terbuat atas ketidaksengajaan. Dahulunya di masa Uesegi Kenshin, tahun 1500-an terjadi perang. Perang merata dan menyebar kemana-mana. Namun, ketika perang usai, kedelai-kedelai yang mereka simpan telah membusuk serta mengeluarkan lendir lengket saat diaduk.

Akan tetapi, karena persediaan makanan yang saat itu masih terbatas kedelai tersebut terpaksa dijadikan alternatif makanan untuk dikonsumsi. Ternyata, si kedelai ini memiliki tekstur rasa yang memikat di lidah mereka, dan akhirnya makanan ini tetap dikonsumsi hingga sekarang.

3. Paling pas disajikan saat sarapan

Kedelai fermentasi ini paling cocok disantap saat sarapan tiba. Biasanya cara menghidangkan makanan ini cukup sederhana. Yakni, dengan mencampur semangkuk nasi dengan natto yang ditambahkan kecap asin maupun telur mentah. Wah, Anda penasaran bukan bagaimana rasanya?

Penasaran dengan rasa natto ini? Nah, Anda bisa ke Jepang melalui Saleha Juliandi Creative Tour. Tur yang diprakarsai oleh penulis buku “Pendidikan Anak ala Jepang” ini populer dengan tur yang amanah, jujur, dan berpengalaman.

Tak hanya itu, Tur ini juga sangat ramah muslim. Karena peserta muslimnya akan difasilitasi serta dipandu dalam memilih makanan halal serta disediakan waktu untuk sholat.

Apalagi biayanya terjangkau dan dapat dicicil tanpa bunga? Wah… tentunya ini agen travel yang recomended banget ya! Kapan lagi, fasilitas lengkap dengan waktu sholat yang kadang kita terburu-buru untuk melakukannya? Harga terjangkau serta telah berpengalaman bertahun-tahun!

4. Natto memiliki haters

Fakta unik ke-4 ialah tidak semua orang menyukai makanan ini. Meski memiliki kandungan gizi melimpah, faktor bau yang menyengat membuat natto mempunyai haters. Namun, seiring berkembangnya jaman, natto yang dipasarkan di Jepang kian banyak yang tidak berbau. Sehingga hal ini merupakan kabar baik bagi yang tidak suka mengonsumsi makanan ajaib ini karena aromanya.

5. Menghasilkan enzim nattokinase

Nattokinase ialah suatu enzim (protein yang dapat mempercepat reaksi biokimia).  Terkandung dalam fermentasi kedelai yang biasa disebut Natto. Uniknya lagi, Anda tidak akan menjumpai nattokinase ini pada makanan kedelai selain natto. Tahukah Anda, makanan ini juga telah digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit jantung serta sistem peredaran darah ( penyakit kardiovaskular ) bahkan lebih dari ratusan tahun lamanya. Selain itu natto juga dapat berfungsi melarutkan gumpalan-gumpalan darah.

6. Natto jadi produk Saingan keju di Jepang

Bagi Anda penyuka keju, tentunya makanan ini adalah makanan terlezat didunia. Tapi, tunggu

s3.amazonaws.com

dulu ternyata si kecil natto ini merupakan pesaing berat si keju nan lezat itu, lho. Wah, kenapa begitu ya?

Ternyata alasannya banyak produsen di Jepang yang menganggap produksi natto ini merupakan cara terbaik guna mencegah berkembangnya produksi keju. Tentunya diimbangi dengan menghadirkan dan memperbanyak aneka kreasi serta inovasi pada natto.

7. Natto disebut-sebut dapat mencegah penyakit alzheimer

Tak banyak yang tahu, jika Natto ternyata mampu mencegah penyakit Alzheimer (pikun). Makanan yang memiliki kandungan zat besi, kalsium, magnesium, protein, kalium dan vitamin lainnya. Proses fermentasi kedelai inilah yang membuat olahan makanan ini mengandung banyak bakteri basilus yang faktanya baik untuk otak. Bahkan, banyak lagi fungsi kesehatan lainnya, lho!

Nah, itu dia 7 fakta unik, natto si makanan ajaib. Bagaimana menurut Anda, yakin tak mau coba? Yuk, kunjungi info lengkapnya di Saleha Juliandi Creative Tour, dapatkan beragam info menarik lainnya!

Penulis : Tiara Ispandrini

Status Facebook 16 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https:
Koleksi lain pertunjukan anak-anak SD Jepang. Kok jadi berasa ketemu langsung dengan Mas Tom ya😊

—-
Berikut beberapa poin penting yang saya suka dan disukai oleh seluruh peserta tur edukasi Jepang terhadap pertunjukan anak-anak di Jepang:
– Sederhana: TANPA make up, namun TOTAL dalam menyuguhkan kualitas pertunjukan (mereka hanya mengenakan seragam sekolah yang biasa dipakai sehari-hari). Kalaupun ada kostum yang dikenakan, mereka membuat sendiri kostumnya.
– SEMUA anak mendapatkan peran. Bukan hanya anak yang berprestasi saja yang boleh manggung. Anak dengan prestasi akademik terburuk pun tetap ikut manggung. Sehingga tidak ada anak yang merasa paling hebat, tidak ada juga anak yang merasa tersisihkan. Bahkan, ABK (anak berkebutuhan khusus) termasuk anak autis juga mendapat peran di panggunv.
– Anak2 lain yang menonton sangat tenang menyaksikan pertunjukan (tidak berisik sendiri). Ini menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati sebuah karya dan jerih payah orang yang telah berlatih keras.
– lagu2 yang dibawakan dalam pentas seni umumnya mengandung pembelajaran dan menyampaikan pesan-pesan moral. Pada video sebelumnya mereka memainkan musik dan bernyanyi bersama tentang semangat bekerja. “Hatarake… Hatarake… (Bekerjalah… Bekerjalah…)”πŸ’ͺ🏼. Intinya anak-anak di Jepang tidak diajarkan menyanyi lagu cinta-cintaanπŸ™ˆ.
-Murid-murid memiliki andil sangat besar dalam pertunjukan. Mereka saling bahu-membahu mempersiapkan hal-hal yang menunjang keberhasilan pertunjukan. Guru kesenian hanya sekali-kali memberikan bantuan. Selama pertunjukan berlangsung, saya speechless. Dalam hati, saya bolak-balik bilang, “gilak ! Ini sih keren abis”😍. Para murid mengganti setting-an panggung pertunjukan sesuai tema dengan gerakan yang sangat cepat tapi gak berantakan (status dari peserta tur, MbaAida Ulya Yuzaima😘)
-Mereka lebih mengutamakan kualitas pertunjukan dibandingkan “penampakan”. Panggung pertunjukan diisi oleh barisan anak-anak dengan kostum seragam sekolah. No need riasan atau kostum menawan. Dengan kesederhanaannya, mereka tetap dapat menyajikan pertunjukan yang sangat memukauπŸ‘(status dari peserta tur, Mba Aida).
-Para penonton terlihat sangat tertib dan tenang selama pertunjukan berlangsung. Kalau ada siswa yang datang terlambat, mereka akan bergabung dengan berjalan merunduk sehingga tidak menghalangi pandangan penonton lain. Orang Jepang sangat terkenal menghargai dan menjaga kenyamanan orang lain (status dari peserta tur, Mba Aida😘).
-Kepala sekolah beserta guru-guru lainnya tidak diberikan tempat khusus, di area paling depan pertunjukan. Lagi-lagi ini membuat kami semakin respek. Mereka semua berdiri di belakang area pertunjukan, tidak jauh dari tempat kami berkumpul. Bahkan ketika harus memberikan sambutan, Kepala Sekolah sedikit berlari kecil untuk bisa sampai podium sehingga menghemat waktu dan anak-anak tidak menunggu lamaπŸƒπŸ»(status dari peserta tur, Mba Aida).
-Oleh karena ini farewell-nya anak kelas 6, maka isi dari pertunjukan sarat dengan pesan-pesan positif untuk adik-adik kelas. Sebagai kakak, mereka mengingatkan agar adik-adiknya terus semangat dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-citanya. How sweet😍(status dari peserta tur, Mba Aida).

Status Facebook 24 September 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https:


~Flying with Garuda Indonesia~


Berbeda dengan TUR EDUKASI JEPANG periode Februari 2017 yang terbang bersama All Nippon Airways (ANA Airlines), tur periode November 2017 kami akan terbang bersama Garuda Indonesia – dengan perjalanan DIRECT (tanpa transit). Selama terbang peserta juga mendapatkan snack serta makan berat yang lezat.. (kalau masalah kelezatan ini, saya baru mendapat ceritanya dari suami yang sudah beberapa kali naik Garuda ke luar negeri).
Seperti yang pernah saya posting pada postingan sebelumnya tentang Penginapan, di sini pun saya ingin sampaikan lagi bahwa prinsip kami dalam berbisnis tidak ingin menjanjikan yang muluk-muluk di awal kepada pembeli. Mending bicara yang terburuk (seadanya), daripada menjanjikan muluk-muluk tapi hasilnya buruk (ala kadarnya).
Termasuk mengenai pesawat. Sejak awal kami juga tidak pernah menjanjikan kepada Pembeli Paket Tur tentang pesawat DIRECT yang harganya 2x lipat lebih mahal dari penerbangan dengan transit.
Dengan ikhtiar dan doa maksimal yang kami tempuh, alhamdulillah kami bisa memberikan pesawat TOP INDONESIA secara DIRECT seharga 12 juta walau budget yang disetorkan peserta kepada kami hanya 5 juta.
Profil Garuda Indonesia pun sangat baik. Maskapai Indonesia ini mendapat berbagai penghargaan internasional dari Skytrax berupa Worlds Best Cabin crew 2017, Worlds Top Ten Airlines 2017, dan Worlds Best Economy Class.
Kepuasan kami bukan lah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, tapi mencari kepuasan pelanggan sebaik-baiknya. Jadi jangan ditanya berapa keuntungan (laba) yang kami peroleh dari usaha tur ini. Karena jawabannya “tidak sebesar agen-agen wisata lain”😊. Yang penting alhamdulillah bisa barokah.
Tolak ukur terhadap keberhasilan kami bukan lah banyaknya laba, melainkan kepuasan pelanggan. Kebarokahan itu datang atas ijin Allah. Dan ijin Allah tersebut ada jika kita tidak merugikan orang lain. Tidak menyusahkan orang lain.
—-
Saat akan meninggalkan Jepang setelah 6 tahun menetap di sana bersama keluarga, saat itu saya berurai air mata. Dalam hati bertanya-tanya, “Bisa gak yah suatu saat aku ke sini lagi.” Jepang sudah seperti negara kedua bagi saya. Terlalu banyak kenangan indah dan buruk di negara tersebut. Jadi, kembali ke Jepang seperti kembali ke kampung halaman.
Tapi, waktu itu saya pasrah dan hanya bisa berharap ada keajaiban dari Allah (mengingat suami seorang PNS dengan 4 anak. Tahu sendiri kan gaji PNS berapa hehe…. Kayaknya untuk membiayai istri ke Jepang suami harus pikir-pikir dalam dan nabung berbulan-bulan atau bertahun-tahun ?? Hehe😊).
Sekali lagi alhamdulillah, TUR EDUKASI JEPANG periode November 2017 nanti insyaaAllah menjadi kedua kalinya saya mengunjungi Jepang tanpa biaya dari suami. Bahkan bisa dikatakan gratis🌸. Keajaiban Allah itu ada, kalau kita berusaha.
Info TUR dan Reseller:
(SMS/WA): 085-771-860-444 (Laily) atau 085-771-673-538 (Deka Amalia Ridwan– Writing Travel)

Status Facebook 31 Juli 2016

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:


RS
Pagi ini saya dikagetkan dengan kabar dari seorang sahabat yang dirawat intensif di ICU. Terdapat memar otak dan tulang pangkal lehernya retak akibat ditabrak motor. Sedihnya lagi, salah satu korban tabrak lainnya sampai meninggal dunia. Almarhumah adalah ibu dari seorang anak berusia 3-4 tahun. Betapa sedih melihat kebahagiaan dan kasih sayang anak tersebut dari ibunya direnggut oleh pengendara tidak bertanggung jawab.
Penabrak adalah anak2 di bawah usia yang SEHARUSNYA tidak boleh mengendarai motor. Geram sekali rasanya. Pengendara seperti ini sering sekali saya jumpai bebas berlenggang di jalan.
Berharap sekali pemerintah bisa membuat undang2 yang bisa MEMENJARAKAN ORANGTUA yang membiarkan anak di bawah usia mengendarai kendaraan bermotor. Demi keselamatan anak tersebut dan demi keselamatan orang lain di sekitarnya. Ikuti petisinya di sini:http://chn.ge/2ak7d7L
Mari menjadi Orangtua yang baik dan bertanggung jawab!
Salam hangat,
Saleha Juliandi
——
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahan bersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.

Status Facebook 8 September 2016

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https://goo.gl/X7dKov


anak SDSebenarnya cerita ini pernah saya tulis dalam buku “Pendidikan Anak ala Jepang”. Tapi saya merasa perlu menulis lagi di sini agar bisa makin mencerahkan kita semua.
Dulu saat masih menetap di Jepang, kami pernah tinggal di daerah pegunungan. Jalannya naik turun. Bahkan beberapa jalan sangat menukik tajam. Tidak ada sama sekali angkutan umum menuju SD anak saya. Untuk menuju ke sekolah, anak saya harus berjalan kaki sekitar 40-45 menit (kecepatan sedang-cepat). Jadi total 80-90 menit PP.
Anak saya tidak sendiri. Anak2 Jepang lain dan anak2 warga asing lainnya juga berjalan kaki ke sekolah. Peraturan jalan kaki tersebut adalah peraturan dari sekolah dan pemerintah kota setempat.
Kalau hujan bagaimana? Apakah kemudian membolos atau orangtua diam2 mengantar anak dengan mobil? Tidak. Kalau hujan, anak-anak memakai sepatu boots, jas hujan, dan payung. Anak-anak TETAP berjalan kaki ke sekolah.
Kalau turun salju dan udara sangat dingin menggigit tulang? Apakah membolos atau orangtua diam2 mengantar dengan mobil? Tidak juga. Anak-anak memakai sepatu boots, jas hujan/payung, kopyah, mengenakan jaket tebal, sarung tangan, atau perlengkapan winter lainnya. Mereka TETAP jalan kaki.
Jepang memang saya acungi jempol dalam mendidik kemandirian dan kedisiplinan anak. Kasus tersebut di atas adalah salah satu contohnya.
OK, banyak orangtua yg komplain saat saya mengatakan hal tersebut di seminar2 yang saya berikan. Kondisi Indonesia dan Jepang memang tidak sama. Jepang lebih aman dan memiliki infrastruktur nyaman bagi pejalan kaki. Sehingga, orangtua tidak khawatir membiarkan anak berangkat sekolah berjalan kaki.
Tentu saja, semua yg ada di Jepang tidak bisa kita tiru PLEK sama persis. Perlu kita modifikasi, sesuai kondisi kita. Yang WAJIB kita contoh adalah usaha mereka dalam membangun kemandirian dan kedisiplinan anak. Kalau tidak memungkinkan anak kita berangkat ke sekolah berjalan kaki, paling tidak kita bisa memberikan kesempatan kepada anak-anak dalam membangun kemandirian dan kedisiplinannya dengan cara meminta mereka BERJALAN KAKI atau BERSEPEDA jika ingin ke tempat-tempat yg tidak terlalu jauh. Kalau anak sudah cukup mengerti, biarkan mereka NAIK ANGKUTAN UMUM.
Tidak perlu naik ojek kalau hanya ingin masuk/keluar komplek perumahan, tidak perlu mengantar anak terus-menerus, APALAGI mengizinkan mereka mengendarai kendaraan bermotor. Selain sangat membahayakan dirinya sendiri, mereka juga sangat membahayakan nyawa ORANG LAIN.
Foto kiri atas adalah foto anak saya bersama kawan2 Jepangnya ketika berangkat ke sekolah saat kami sudah pindah dari kota berpegunungan-Nara- ke kota besar Fukuoka. Mau di pegunungan, mau di kota, semua daerah mewajibkan anak berjalan kaki ke sekolah. Di luar sekolah, selain berjalan kaki, anak hanya diizinkan bersepeda.
Foto kanan atas adalah rombongan anak2 Jepang kelas 1-2 SD berangkat sekolah dengan berjalan kaki.
Foto bawah adalah potret anak-anak di Indonesia. Sudah dimanjakan dengan kendaraan bermotor meskipun secara fisik dan psikis BELUM SIAP mengendarainya.
Sebagai warga dari negara yang masih berkembang ini dan melihat perbandingan foto2 di atas, seharusnya kita MALU dan segera BERBENAH DIRI. Agar Indonesia tidak selamanya tertinggal di belakang. Karena anak yang terbiasa MELANGGAR PERATURAN pada saat kecil, maka mereka akan SENANG melanggar peraturan pada saat DEWASA nanti.
Setelah tertabraknya sahabat saya beberapa waktu lalu oleh pengendara anak2, saya membuat petisi kepada pemerintah agar segera dibuat undang-undang yang bisa memenjarakan orangtua yang lalai maupun dengan sengaja mengizinkan anak di bawah usia mengendarai kendaraan bermotor. Petisi tersebut kini sudah ditandatangani oleh lebih dari 6.000 orang.
Karena petisi tersebut, kemarin hingga hari ini, saya berturut-turut dihubungi olehdetik.com, TV Berita Satu, dan TV Trans7. Mereka menyatakan sangat mendukung petisi tersebut agar undang2 yang mengatur pelanggaraan tsb bisa segera direalisasikan oleh pemerintah. Ulasan daridetik.combisa dibaca di sini:
Dan bagi yang belum menandatangani petisi ini, mari ramai2 tandangani dan sebarkan petisi ini :http://chn.ge/2ak7d7L
Demi Indonesia yang LEBIH BAIK dan LEBIH AMAN.#nodrivingunder17
Salam hangat,
Saleha Juliandi
——
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahanbersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.

Status Facebook 19 November 2016

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi: https://goo.gl/gKSYMB


bersih-bersihFoto aktivitas murid-murid Jepang di bawah sampai sekarang masih menjadi impian saya untuk Indonesia. Dimana PENDIDIKAN KARAKTER anak digembleng habis dan diutamakan di seluruh sekolah di Indonesia. Termasuk salah satunya dalam membangun tanggung jawab anak dalam menjaga KEBERSIHAN dan FASILITAS UMUM secara bersama-sama.
Tidak mengherankan jika toilet-toilet umum di Jepang sangat bersih dan nyaman. Bahkan, bisa saya katakan sangat nyaman digunakan untuk ruang makan dan tidur (!). Yap, memang demikian toilet di sana karena saking bersih dan nyamannya. Tidak pesing, tidak amis, tidak becek, tidak berceceran tisu (meski tidak ada petugas cleaning service yang menjadi penunggu toilet😁).
Semua anggota masyarakat menjaga kebersihan toilet umum bersama-sama. Tentu, semangat tersebut merupakan buah dari perjalanan panjang pendidikan karakter yang digembleng sejak kecil-yang tergambar pada foto di bawah.
Jepang memang bukan negara yang menjadikan agama sebagai landasan. Tapi, kita patut menyontoh cara mereka agar Indonesia yang beragama ini juga memiliki toilet-toilet yang bersih dan nyaman.
“Selamat Hari Toilet Sedunia. Mari kita jaga toilet umum bersama-sama.”
-Saleha Juliandi-
—–
Catatan tentang nilai2 edukasi di Jepang: setiap harinya, anak-anak SD hingga SMA di Jepang memiliki kewajiban membersihkan sekolah (catat! bukan hanya membersihkan skala “kelas”. Tapi skala “sekolah” termasuk kelas, lorong sekolah, kandang hewan, lapangan outdoor-indoor, hingga TOILET). Tugas membersihkan sekolah tersebut dilakukan SETIAP SISWA dan SETIAP HARI (bukan setiap siswa hanya dapat jatah piket sehari dalam seminggu). Tidak ada yang mengeluh atau diam-diam mangkir dari tugas. Karena guru, orangtua, dan pemerintah bersama2 mendukung dan memotivasinya.
——
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahan bersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.

Status Facebook 19 Februari 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:https://goo.gl/aR5w98


SD
~Oleh-Oleh dari Jepang untuk Indonesia~
Kami ke Jepang bukan hanya untuk bersenang2 dan mencari keuntungan semata. Tapi ada misi dan visi yang sangat kuat kami pikul dalam membantu membangun karakter bangsa.
Kalau Indonesia ingin menjadi negara yang maju, maka ubahlah terlebih dulu karakter masyarakatnya. Untuk mengubah karakter masyarakat sebuah bangsa, maka mulailah membentuk karakter tersebut sejak mereka masih anak-anak.
Foto di bawah adalah oleh-oleh kami dari Jepang. Pesan dari anak-anak Jepang untuk anak-anak Indonesia. Pesan sederhana yang merupakan kunci dasar kesuksesan sebuah negara.
– Jagalah Kebersihan
– Mengantrilah dengan Benar
– Jagalah Fasilitas Umum
– Taatilah Peraturan
– Jagalah Kedisiplinan
– Cintailah Alam dan Makhluk Hidup Lain
– Gunakan Waktumu untuk Aktivitas yang Produktif
Kalau Jepang saja bisa, Indonesia pun pasti Bisa! Tergantung dari kemauan keras dalam mewujudkannya.
Silakan dishare jika dianggap penting

Jika tulisannya kurang jelas terbaca, bisa diperbesar gambarnya😊
——
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahan bersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.

Status Facebook 27 April 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:


papa mertua saat mengatur lalu lintas
Dalam perjalanan kami di Lampung beberapa waktu lalu, kami dihadapkan dengan kemacetan yang amat parah. Lalu lintas total berhenti, tidak bisa bergerak sama sekali.
Papa mertua saya (sudah sepuh, usia 60an) turun dari mobil dan jalan jauuuh menjauhi kendaraan kami untuk mencari sumber kemacetan dan mengatur lalu lintas sehingga sumber kemacetan terurai. Kami yang tetap di dalam kendaraan bahkan sampai cemas karena sosok beliau tidak kunjung terlihat lagi.
Dengan kondisi fisik di usia sepuhnya, tentu lebih nyaman bagi beliau tetap duduk di dalam kendaraan yang ber-AC dan tanpa kepulan asap knalpot yang meradang di luar. Beliau tidak berniat ingin mencari ucapan “terima kasih” atau penghormatan dari para pengguna jalan, apalagi mencari uang receh😄. Di usianya yang sudah cukup senja itu, beliau hanya ingin bisa lebih banyak berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain.
Tapi, tak terelakkan masih ada saja pengendara yang tidak punya kesabaran justru memaki dan memarahi beliau karena tidak rela diatur secara bergantian. Padahal, mereka pengendara2 yang lebih muda dan perkasa ketimbang papa mertua.
Memang tidak selamanya niat baik selalu dikenang baik. Tidak selamanya juga kontribusi baik selalu dinilai baik.
Sebaik apapun yang kita lakukan, nantinya tetap saja akan ada omongan sumbang mengenai kita.
Jadi ibaratnya kalau berjalan, lempeng-lempeng saja. Selama yang kita lakukan benar, tidak perlu menghiraukan pendapat negatif orang.
Dan sebaliknya, semoga kita bukan termasuk golongan yang sering mengeluarkan nada sumbang atas usaha seseorang.
—-
Foto: lokasi papa mertua saat mengatur lalu lintas akhirnya kami temukan juga.
—–
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahanbersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.

Status Facebook 18 Mei 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:


salehajuliandiSudah kangen ingin ke Jepang lagi. Selain ingin kembali mempelajari budaya positif mereka, yang tidak kalah seru karena ingin belanja di toko secondhand lagi (hehe…)
Masyarakat Jepang sangat terkenal dengan pribadi yang sangat menjaga dan merawat barang. Sehingga walaupun telah mendapat predikat “barang bekas”, tapi kualitasnya masih OK. Barang-barang tersebut mereka jual biasanya bukan karena alasan rusak tapi biasanya karena alasan lain seperti ingin pindah rumah, ingin menyortir barang lama agar tidak memenuhi rumah, karena telah memiliki barang yang baru, karena bosan, atau alasan lain.
Kacamata hitam yang saya kenakan pada foto bermerk PRADA, harga barunya sekitar 4 jutaan rupiah. Di toko secondhand ini hanya saya beli dengan harga Rp. 300,000. Awalnya 3,500 yen atau sekitar Rp. 350,000. Saya tawar dengan nada melas, akhirnya dikasih hehe.
Sweater coklat muda yg saya kenakan saat kencan dengan suami juga barang secondhand Jepang, loh.. (Duh blak-blakan banget nih jadinya😁). Sweater tersebut hanya saya beli seharga Rp. 20,000 padahal tanpa cacat sedikit pun.
Daan… Coat yang beberapa waktu lalu ditaksir oleh banyak teman saat saya upload foto dengan coat yang sama, hanya saya beli dengan harga Rp. 70,000. Saya searching2, harga barunya sekitar 3 juta rupiah. Bukan hanya teman2 yang naksir dgn coat tersebut. Saya pun sukaa dengan coat tersebut. Sama sekali tidak terlihat barang bekas dan saya tidak menemukan cacat sedikit pun pada coat tersebut.
InsyaaAllah kami beserta rombongan tur akan kembali ke Jepang akhir tahun ini. Selain kunjungan ke sekolah dan daycare di Jepang, Toko Secondhand terbesar dan terlengkap menjadi salah satu prioritas kunjungan kami.
Siapa sih yang tidak mau barang bagus dengan harga sangat murah? Untuk tampil menarik, tentu tidak harus yang mahal, bukan?😊
Berhemat lah untuk kebutuhan benda-benda mewah dan non produktif. Sementara itu, jangan ragu berinvestasi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan ilmu dan celengan di akherat👍🏼
Ingin bergabung dengan tur kami? Hubungi : salehajuliandi.secretary@gmail.com
—–
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahan bersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.

Status Facebook 21 Mei 2017

Tulisan ini pernah dipublish di FB Saleha Juliandi:



Mungkin karena sudah 38 tahun (heading to 40yo😅), tulang kadang tidak mau diajak kompromi. Biasanya bersepeda rutin setiap pagi tidak masalah, sekarang menjadi bermasalah di persendian lutut.
Akhirnya beberapa hari yg lalu saya putuskan ke dokter orthopedi. Saya pikir karena mereservasi malam hari, antrian makin sepi. Ternyata tidak. Antrian tetap saja masih banyak.
Dengan kaki yang terasa ngilu, saya tidak kuat berdiri lama dan mencoba mencari-cari kursi kosong untuk duduk. Akhirnya mata saya tertuju pada kursi yang setengah kosong. Saya sebut “setengah kosong” karena ada seorang pasien (pengantar pasien?) yang duduknya memenuhi 2 kursi. Bukan karena badannya gemuk sehingga memenuhi 2 kursi, tapi karena posisi duduknya di tengah-tengah antara 2 kursi. Posisi badannya juga miring dengan kaki melebar sehingga nyaris memenuhi 2 kursi sekaligus.
Saya mendekati kursi tersebut dengan langkah kaki pincang. Saya pikir dengan sendirinya orang tersebut akan menggeserkan duduknya dengan cepat. Tapi ternyata tidak. Posisinya tidak geser sedikit pun. Akhirnya saya duduk nyempil, terasa pan*at hanya menempel di pinggiran kursi. Sementara orang tersebut, cuek tidak peduli atau tidak sadar (?)😁.
Saya tidak menganggap orang lain buruk sementara saya sempurna. Ini hanya menjadi pengingat buat saya sendiri dan kita semua, bahwa banyak sekali hal-hal kecil yang kita lakukan dalam kehidupan, seringkali tidak kita sadari telah merugikan dan menyusahkan orang lain. Sementara kita merasa sudah menjadi orang yang paling benar dan suci.
Saya ingat prinsip Jepang tentang meiwakushinai (迷惑しない), yaitu prinsip memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk orang lain. Kalau belum bisa memberikan manfaat baik untuk orang lain, setidaknya kita tidak menyusahkan yang lainnya. Ini sangat terlihat dari perilaku2 orang jepang dalam hal-hal sepele, salah satu contohnya adalah selalu melap tangan dan cipratan air di washtafle umum setelah mencuci tangan sehingga air tidak membasahi lantai dan menyebabkan orang lain terpleset.
Prinsip “meiwakushinai” tersebut sebenarnya sangat islami (agamis). Dan sepertinya kita harus banyak2 instrospeksi diri. Sudahkah kita menjadi pribadi yang benar2 islami (agamis)?
-Saleha Juliandi-
—–
Jangan lewatkan Tur Jepang Murah Tapi Gak Asal Murahan bersama kami. Atau dapatkan Produk-Produk Best Seller kami.