Oleh: Trina Tri Nawangsih
Tidak hanya di dunia usaha, jiwa entrepreneurship juga seharusnya dimiliki oleh seorang penulis. Entreprenuer artinya adalah orang-orang yang memiliki aktifitas wirausaha yang dicirikan dengan bakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi atau langkah untuk pengadaan produksi serta memasarkannya.
Kebanyakan orang berpikir wirausahawan hanya terbatas pada orang-orang yang menjual produk dan ini sering dikaitkan dengan orang-orang yang berbakat menjual atau memasarkan produk fisik, bisa berupa bahan makanan, produk kosmetik dan fashion, otomotif, gadget dan sebagainya.
Padahal sebuah tulisan bisa juga menjadi barang yang bisa dijual. Bagaimana bisa?
Selama ini, yang orang pikirkan hanya cara-cara penulis konvensional, yaitu menulis, dikirimkan ke penerbit, dicetak dan diterbitkan. Maka buku yang kita tulis bisa masuk toko buku, dipajang, dibaca dan dilihat orang. Penghasilan yang didapat dari pekerjaan menulis buku disebut sebagai royalty, yang kenyataannya sering dibayarkan per 3 bulan, 4 bulan atau bahkan per tahun. Itu pun baru dirasakan sebagai benar-benar penghasilan setelah dikalikan per eksplempar buku yang laku di pasaran.
Lalu bagaimana orang-orang yang sebenarnya memliki bakat dan ketrampilan menulis yang tidak dapat menembus penerbitan buku atau belum bisa membuat self publishing atas bukunya sendiri?
Banyak penulis yang akhirnya menyerah lalu berhenti. Bahkan ada yang bilang, menjadi penulis di negeri ini tidak dapat menjadi sumber mata pencaharian yang utama.
Seorang penulis yang juga memiliki jiwa entrepreneurship tidak akan berputus asa, karena sebenarnya di luar sana begitu banyak orang yang membutuhkan penulis lepas untuk mengisi sebuah website, ghost writer atau asisten seorang penulis novel, maka pandai-pandailah mencari peluang siapa saja yang membutuhkan tulisan. Coba saja searching di Google dengan menggunakan keyword lowongan menulis di website, lowongan penulis lepas dan sebagainya, maka akan banyak ditemukan website yang sebenarnya sedang mencari orang-orang yang mau menulis sesuai tema website tersebut. Salah satunya adalah Kaskus.co.id. Imbalan yang ditawarkan pun beragam, ada yang memberikan pulsa, transfer uang ( biasanya akan ditransfer per 5 atau 10 artikel tergantung pemilik websitenya ) atau voucher membeli buku di website tersebut.
Apalagi bila anda mahir menulis dalam bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Imbalannya pasti jauh lebih besar bila dibandingkan dengan menulis dalam Bahasa Indonesia. Kalau seorang wirausahawan, katakanlah menjual gadget memiliki sebuah toko untuk memajang barang dagangannya, maka seorang penulis yang belum mampu menerbitkan buku disarankan memiliki fanpage atau blog untuk menjual tulisannya. Dalam hal ini yang dibeli adalah jasa anda sebagai seorang penulis, anda membuat jasa penulisan penerbitan sebagai bisnis ide. Anda bisa membuat blog dengan tema sesuai dengan keahlian anda menulis.
Bila anda hobi membuat ketrampilan, buatlah blog atau website yang memajang hasil kerajinan tangan anda berupa foto dan deskripsi singkat tentang bahan dan cara pembuatannya. Yang hobi menulis cerita bisa mengupload cerita-cerita pendek dengan gambar ilustrasi yang menarik. Bila anda penggemar berita politik, anda bisa mencoba membuat analisa sendiri tentang berbagai peristiwa baik itu berita di tanah air maupun di luar negeri.
Saya sendiri telah membuktikan dengan menjadi ghostwriter di sebuah website travel haji dan umroh, sampai sekarang saya masih menulis di sana dengan honor yang lumayan untuk mengcover pengeluaran tambahan seperti pulsa internet 2 handphone dan 1 modem setiap bulan.
Jadi tetaplah menulis dengan banyak tema, buatlah blog sebagai CV ( curriculum vitae ) atau riwayat kepenulisan anda dan jadilah penulis entrepreneur.