Sumber gambar: practutor.blogspot.com
=================================================================
Masa depan anak ditentukan oleh pendidikan kreatif yang mereka dapatkan dari sekolah dan orangtua. Masyarakat cenderung mengira kreativitas diterapkan untuk hal-hal artistik saja. Padahal, bukan hanya itu. Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan berfikir dengan cara yang tak biasa sehingga permasalahan bisa dipecahkan. Tanpa adanya kreativitas, sebuah ide tidak akan bisa diwujudkan menjadi nyata.
Apakah kreatif ini bisa terbangun dengan sendirinya? Tentunya tidak. Peran orangtua dan guru sangatlah dibutuhkan dalam merangsang kreativitas anak-anak, terutama di usia yang kita kenal dengan periode emas (golden age). Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan anak mencapai 50%, mencapai 80% saat anak berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Pada usia inilah, Ayah, Bunda, beserta para guru harus gencar-gencarnya menstimuluskreativitas anak.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk merangsang kreativitas anak?
Banyak cara yang bisa kita lakukan. Misalnya, menyeimbangkan antara kegiatan mengenal huruf dan angka dengan mewarnai, menggambar, bercerita, maupun bernyanyi. Jangan terpaku hanya pada belajar membaca dan menghitung. Biarkan mereka mencoba hal-hal baru dengan bermain. Karena dunia anak sebenarnya adalah bermain. Bunda, Ayah, dan para guru perlu banyak melibatkan diri dalam dunia anak tanpa mengekang kebebasannya bereksplorasi.
Salah satu terobosan kegiatan untuk anak yang bisa merangsang kreativitas adalah dengan membuat kreasi Educolostick 3 Dimensi. Bukan hanya mewarnai, anak juga akan asyik menggunting serta menempel 75 gambar pop up 3 dimensi full color. Si kecil akan terpacu untuk membuat kreasi secantik mungkin agar hasilnya bisa digunakan sebagai hiasan dinding maupun meja.
Mengenal angka dan huruf juga bisa dilakukan dengan membacakannya buku-buku ensiklopedia ataupun dongeng-dongeng anak. Sebaiknya, pilihlah buku yang lebih banyak konten gambar dibandingkan dengan huruf maupun angkanya agar si kecil tertarik untuk membaca buku bersama Bunda/Ayah. Gunakan gaya bercerita yang menyenangkan untuk meningkatkan minat baca si kecil. Karena membaca sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan kreativitas.
Selain itu, Bunda dan Ayah bisa memberikan anak mainan-mainan yang merangsang anak untuk berfikir dan tentunya mainan yang disukai si kecil. Boneka untuk anak perempuan misalnya, bisa melatih mereka dalam bermain peran. Dengan adanya alat bantu boneka, imajinasi mereka akan dilatih, mereka pun akan belajar berkomunikasi. Contoh lain misalnya lego yang bisa digunakan untuk membangun menara, robot, hingga mobil-mobilan. Jika anak senang bermain masak-masakan, Bunda dan Ayah bisa memberikan si kecil mainan play-dough. Biarkan si kecil membuat kreasi makanan yang mereka suka.
Sesederhana apapun hasil kreativitas yang dibuat si kecil, jangan ragu memberikan apresiasi untuk mereka. Dengan diberikannya apresiasi, mereka akan merasa terpacu untuk terus berfikir kreatif. Apresiasi bisa bermacam-macam bentuknya. Entah itu berupa hadiah atau hanya berupa pujian. Tapi, yang perlu Bunda dan Ayah ingat, memberikan hadiah mewah buat si kecil bukanlah hal yang tepat. Karena terlalu sering memberikan hadiah mewah bisa menumbuhkan sifat matrealistis dalam diri anak. Bunda bisa memberikan hadiah-hadiah sederhana seperti buku cerita yang anak suka, atau stiker yang mereka suka. Seperti yang terdapat pada perangkat My Fun Ramadan Diary. Perangkat ini cocok digunakan untuk melatih anak berpuasa dan melakukan kegiatan atau ibadah lainnya di bulan ramadhan. Si kecil bisa menempelkan stiker yang mereka suka di kolom-kolom diari. Agenda pun bisa ditempelkan di kulkas dengan menggunakan magnet kayu bertema alam. Di akhir ramadan, orangtua akan memberikan apresiasi berupa piagam yang ditandatangi orangtua untuk anak.
Bagaimana Ayah, Bunda? Mudah bukan? Semoga Bunda dan Ayah makin bersemangat untuk bermain bersama si kecil dan merangsang motivasinya dengan cara-cara yang lebih positif.
Artikel ini berguna? Bagikan dan ikuti Facebook-nya di Saleha Juliandi