Testimoni Buku: "Indonesia Bersyukur, Suatu Renungan dari Sebuah Buku"

Sumber Testimoni: http://sekedarcoretanbermakna.wordpress.com/2013/11/17/502/
(Tulisan asli, tidak diubah sedikitpun oleh tim redaksi Pena Nusantara)
Memulai tulisan ini izinkan saya menulis kutipan dari Aidh Al-Qurni, saya rasa kutipan ini sedikit mewakili isi dari buku ini, Orang yang tidak pernah memuji Allah atas nikmat air dingin yang bersih dan segar, maka ia akan lupa kepada-Nya jika mendapatkan istana yang indah, kendaraan yang mewah dan kebun-kebun yang penuh dengan buah-buahan ranum. Bagaimana anda mensyukuri yang banyak, jika mensyukuri yang sedikit saja tak mampu
Alangkah baiknnya bagi saya, anda dan kita semua untuk sejenak merenung, merenungi sudah seberapa besarkah syukur kita. Atau lebih spesifik lagi sudah berapa besarkah rasa Syukur kita dilahirkan sebagai orang indonesia, sehingga kelak sebagaimana yang ditulis di buku ini dengan bangga kita mengatakan tuhan izinkan aku mati di indonesia.
Buku ini sedikit bisa menjadi pemantik renungan kita untuk bersyukur akan keindonesiaan kita, buku ini juga bisa membuat kita melihat keindahan dibalik kejelekan yang selama ini kita dapatkan mengenaik negara tercinta, buku ini bisa menjadi penyeimbang dari berita-berita negatif mengenai bangsa ini yang hampir tiap hari kita temui baik ketika membaca koran, majalah, telivisi bahkan di media sosial seperti facebook dan twitter.
Buku ini adalah kumpulan tulisan-tulisan mengenai keunikan indonesia kalau boleh saya bilang. karena para penulisnnya, mampu mengambil hikmah yang mungkin hanya dimiliki oleh indonesia, dan hikmah itu berasal dari keunikan-keunikan itu sendiri.
Pritha khalida salah satu penulis misalnnya, mengingatkan dalam tulisannya di buku ini bahwa Indonesia sudah merdeka kawan, cobalah bangun dipagi hari lalu keluar rumah. Di negara ini, kita masih bisa menghirup udara segar. Oke, mungkin untuk kota-kota besar berpolusi. Tapi itukan masih jauh lebih bagus daripada mencium bau darah dari jenazah yang bergelimpangan di jalan seperti di jalur Gaza atau myanmar sana. memang harus diakui bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dari negara ini, antara lain masalah korupsi yang merajalela sehingga memiskinkan banyak pihak dan menghambat pembangunan. Tapi tentu tidak serta merta kita dengan ini mita menafikan kemerdekaan negeri tercinta ini. ah saya rasa kita memang harus bersyukur karena kita hidup di negara yang lebih baik, kita juga tak harus merasa dibayang-bayangi apakah ketika kita di jalan, di kampus, di sekolah bahkan diimasjid akan ada pasukan militer yang menembaki atau membantai kita seperti saudara-saudara kita di suriah misalnya. Sekali lagi penulis mengajak kita untuk bersyur bahwa kita sudah merdeka.
Berikutnnya ada Saleha Juliandi dalam tulisannya mengajak kita bersyukur terhadapa karakter siap susah, siap melarat, siap hidup miskin Rakyat indonesia. Penulis mengutarakan pengalamannya ketika hidup di negeri sakura, bahwa masyarakat jepang memiliki budaya hidup yang sangat baik. Sekalipun itu tergantung individunya, tapi mayoritas orang jepang berprilaku baik. Ketika penulis bertanya kepada sensei (guru)nya tentang alasan mereka berprilaku demikian, sang guru mengatakan, mungkin, karena prinsipnnya adalah kami jangan sampai menganggu, menyusahkan dan merugikan orang lain.
Melalui prinsip yang telah mendarah daging itu bisa terlihat dikehidupan sehari-hari masyarakat jepang, tidak ada yang membuang sampah sembarangan, karena mereka sadar ketika membuang sampah sembarangan akan menganggu ketenangan orang lain, akan menyebabkan baun busuk, pemandangan yang kurang nyaman, banjir dan mengundang penyakit bagi orang lain. mereka rela mengantongi sampah sampai menemui tempat sampah. bahkan, penulis menceritakan jika mereka menumpahkan sedikit minuman atau remahan makanannya di lantai umum, mereka akan mengelap atau memungut satu persatu.
Sesempurna itukah jepang, penulis mengatakan, ..tak ada gading yang tak retak.., misalnnya, pada akhir tahun 2012, jepang kembali digemparkan dengan berita bunuh diri seorang remaja berusia 17 tahun, setelah sebelumnnya seorang anak berusia 13 tahun melompat dari apartemennya. Sementara ditingkatan dewasa aksi bunuh diri juga marak dilakukan. Padahal pemerintah jepang sudah menyediakan anggaran untuk menanggulangi aksi bunuh diri, baik itu dengan mengadakan penyuluhan atau dengan menjaga ketat tempat-tempat yang biasa digunakan untuk bunuhn diri. Tetapi, tetap saja aksi bunuh diri tetap marak di jepang.
Apa sih yang membuat mereka membunuh diri , menurut saleha di buku ini dari hasil penelitian, faktor untama pemacu bunuh diri di Jepang adalah stres akibat terlalu banyak tuntutan dalam pekerjaan, menganggur, tekanan psikologis, perselisihan, dan tidak adannya tujuan hidup yang jelas. Bagi mereka bunuh diri adalah jalan yang terhormat untuk keluar dari masalah.
Di eropa juga ketika krisis melanda eropa baru-baru ini, tingkat bunuh diri juga meningkat drastis. Mereka tidak kuat untuk hidup sederhan, tidak kuat dengan tekanan hidup, mereka terbiasa hidup manja.
Sementara kita (indonesia) kita bahkan melihat hampir tiap pagi seorang ibu-ibu penjual jamu gendong keliling, bapak-bapak penjual es lilin keliling kampung, ataupu seorang bapak yamg memanggul barang dagang mainan tradisional tidak hanya dari kampung kekampung bahkan bisa dari kabupaten-keabupaten hanya dengan berjalan kaki.
Itu tidak hanya mereka lakoni Cuma dengan setahun dua tahun, sebut saja mbo gina namanya, nenek tua berumur 60 tahunan bahkan lebih mungkin, tiap pagi harus memanggul sayuran, kemudian menjualnya di pasar condong-catur Yogykarta, ketika saya tanya, sudah berapa lama mbah jualan disini? sudah lama mas, saya juga tidak tau sudah berapa lama persisnnya, yang jelas sejak saya masih gadis katanya. Masih banyak mbo-mbo Gina yang lain negeri ini.
seperti kata penulis hidup itu ada yang mengatur neng, saya Cuma menjalani aja, mati juga tidak akan membawa harta benda..
Prinsip seperti ini pastilah berangkat dari keyakinan, sedih ataupun senang, susah ataupun kaya, itu sudah ditakdirkan tuhan. Penulis berkesimpulan bersyukurlah di indonesia kita punya karakter siap menderita dan kita punya karakter religius.
Masih banyak kisah tentang keunikan indonesia yang harus kita syukuri, di buku ini juga menceritakan bagaimana indonesia sangat berperan penting terhadap perdamaian dunia, khusunya keamanan di kawasan ASEAN, bagaimana indonesia mengatasi konflik kamboja thailand, bagaiman indonesia mempercayakan myanmar sebagai tuan rumah SEA Games 2013, ketika semua negara menolak, karena myanmar dinegaranya banyak melanggar HAM, tapi indonesia tetap mempertahankan myanmar, akhirnya Myanmar ditetapkan jadi tuan rumah. Lihatlah dampaknnya Myanmar pun, menjadi lebih terbuka, hubungan dengan negara lain pun jadi lebih aktif dari sebelumnnya yang agak sedikit tertutup. Ingatlah sejak zaman dulu indonesia memang berperan elegan. Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non blok, ASEAN, Kelompok selatan-selatan, D8 adalah bukti indonesia adalah pionir.
Akhirnnya tulisan ini saya tutup dengan kutipan dari saleha junaidi di kata pengantar buku ini dengan meningkatnnya rasa syukur kita, semoga kita pun semakin bahagia, damai, dan tenteram hatinnya. Semoga anak-anak kita pun semakin optimis menatap masa depannya.. tentu saja sebagai anak indonesia.
Selepas tengah malam, 18 november 2013
Perpustakaan Pribadi, gang kenari, 113, Mancasan Lor

Spread the love